Malam itu, aku masih ingat betul. Kangmasku berpesan panjang lebar lewat udara. Mengetahui keadaan adiknya yang begitu miris ini pastilah dia sangat prihatin. Oke, aku mungkin berbeda dengan kangmasku yang sangat telaten, rajin dan sangat berbakti kepada ibu dan bapak.
Katanya, aku harus rajin, stop malas-malasan. Kasian ibu yang banting tulang buat kamu kuliah tapi kamunya malah santai-santai, nduk. Semestermu ini kalo ketinggalan susah ngejarnya.
Katanya, mau jadi apa kamu kalo ipnya rendah, cari kerja susah.
Katanya, ngapain ikut kegiatan aneh-aneh, wong nantinya yang dibutuhin kalo kerja juga tetep otak. Kurangi kegiatanmu, jaga kesehatan. Kuliah kok malah sakit-sakitan terus.

Love you my brothers :’)

Paginya, jengjeeeeng. Tante datang ke rumah dan tiba-tiba berkata,” Sinau yang rajin yo nduk cah ayu, dadi contoh nggo adhimu lho”.

*sumpah ini nulis sambil ngelap ingus*
Rasanya pengen nangis, segitunya kah mereka merasakan apa yang aku alami? Aku juga lelah mas, tante. Tapi bagaimana lagi, tiap aku ingin mengakhiri, selalu datang yang lain silih berganti  😦 

Kedua

Kedua bukan pertama. Kedua terkadang dipermasalahkan. Mendengar pengakuanmu membuatku tertawa, tersenyum tapi menyesakkan dada. Kedua kalinya, kali ini kau seakan meyakinkanku bahwa kita tidak sedang bermain-main. Haruskah seperti ini? Atau aku turuti saja maumu? 

Happy Heroes Day, Indonesia! :)

Penggalan Pidato Bung Tomo menanggapi ultimatum Inggris

Image

Bismillahirrahmanirrahim …
Merdeka !!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama, saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang kepada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda menyerah kepada mereka. Continue reading

Let it rain

Aku masih berada disini, mungkin sudah lewat 6 tahun lamanya aku menunggunya. Banyak yang datang dan pergi, aku mencoba mendekat. Tapi tak satupun dari mereka adalah dirinya. Aku masih menunggu. Terus menunggu, diam, tak bergerak seruas jari pun. Banyak yang datang dan pergi, berharap itu adalah seseorang yang selalu kunanti.Aku mencoba untuk berhenti berharap, ya berhenti. Lagi pula untuk apa aku menunggu orang yang bahkan tak mengharapkanku? Continue reading

Ibnul Qayyim ra…

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Keberuntungan paling besar di dunia ini adalah kamu menyibukkan dirimu di sepanjang waktu dengan perkara-perkara yang lebih utama dan lebih bermanfaat untukmu kelak di hari akherat. Bagaimana mungkin dianggap berakal, seseorang yang menjual surga demi mendapatkan sesuatu yang mengandung kesenangan hanya sesaat? Orang yang benar- benar mengerti hakekat hidup ini akan keluar dari alam dunia dalam keadaan belum bisa menuntaskan dua urusan; menangisi dirinya sendiri -akibat menuruti hawa nafsu tanpa kendali- dan menunaikan kewajiban untuk memuji Rabbnya. Apabila kamu merasa takut kepada makhluk maka kamu akan merasa gelisah karena keberadaannya dan menghindar darinya. Adapun Rabb (Allah) ta’ala, apabila kamu takut kepada-Nya niscaya kamu akan merasa tentram karena dekat dengan-Nya dan berusaha untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya.” (al-Fawa’id, hal. 34)

 
 

New Divide -Linkin Park

This is one of my fav.song

 

I remembered black skies, the lightning all around me
I remembered each flash as time began to blur
Like a startling sign that fate had finally found me
And your voice was all I heard that I get what I deserve

So give me reason to prove me wrong, to wash this memory clean
Let the floods cross the distance in your eyes
Give me reason to fill this hole, connect the space between
Let it be enough to reach the truth that lies across this new divide

There was nothing in sight but memories left abandoned
There was nowhere to hide, the ashes fell like snow
And the ground caved in between where we were standing
And your voice was all I heard that I get what I deserve

So give me reason to prove me wrong, to wash this memory clean
Let the floods cross the distance in your eyes across this new divide

In every loss, in every lie, in every truth that you’d deny
And each regret and each goodbye was a mistake too great to hide
And your voice was all I heard that I get what I deserve

So give me reason to prove me wrong, to wash this memory clean
Let the floods cross the distance in your eyes
Give me reason to fill this hole, connect the space between
Let it be enough to reach the truth that lies across this new divide
Across this new divide, across this new divide

Aku Ingin MencintaiMu Setulusnya – Edcoustic

Tuhan betapa aku malu atas semua yang kau beri
Padahal diriku terlalu sering membuatMu kecewa
Entah mungkin karena ku terlena sementara Engkau beri
Aku kesempatan berulangkali agar aku kembali

Dalam fitrahku sebagai manusia untuk menghambakanMu
Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapanMu

Aku ingin mencintaiMu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta
Dalam doa dalam ucapan dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekatiMu selamanya sehina apapun diriku
Kuberharap untuk bertemu denganMu yaa Rabbi